PemerintahKota Yogyakarta memasuki bulan Suro sesuai kalender penanggalan Jawa, kembali menggelar prosesi jamasan untuk pusaka milik pemerintah daerah
Paróquia Santíssimo Sacramento - de interesse • Obras arquitetônicas • Locais religiosos • Igrejas e catedraisO que as pessoas estão dizendoExcursões e experiênciasExplore diferentes maneiras de conhecer este maneiras de aproveitar Paróquia Santíssimo Sacramento e atrações por pertoabr de 2023 • AmigosEssa igreja é fantástica. A estrutura em si é uma catequese. No teto tem a Ladainha de Nossa Senhora, na parede as 4 virtudes cardeais, e possui vitrais dos sacramentos, bem aventuranças e da vida de Jesus. A Pia Batismal é especialmente incrível. Recomendo demais a em 9 de junho de 2023Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2022Arquitetura muito bonita, me lembra as Igrejas Europeias, mas ao redor não vi muita coisa para em 9 de julho de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as contribuiçõesout de 2021Igreja de arquitetura belíssima. A iluminação noturna torna-a ainda mais bonita. Vale a pena a parada para em 16 de junho de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as SFlorianópolis, SC121 contribuiçõesmar de 2022Linda igreja com vitrais maravilhosos e ainda tem uma praça na frente, lugar perfeito para meditar sobre o que estamos fazendo das nossas em 12 de março de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2022a igreja é belissima por fora e por dentro. a noite fica toda iluminada. a praça também é muito bonita. vale a pena visitar e tirar belas em 6 de março de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2022Lugar é muito bonito, recomendo ir de dia pois a luz do sol reflete de fora para dentro e dá cor aos vitrais da igrejaFeita em 26 de fevereiro de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2022Igreja muito ampla e de uma beleza interna e externa fantastica. Pinturas nos tetos e vitrais muito bonitos e de bom em 13 de fevereiro de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2021Não descarte uma visita ao passar por Itajaí. Seja para apreciar a arquitetura ou mesmo para um momento de fé e reflexão o local encanta!!Feita em 17 de outubro de 2021Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2021Foi por coincidência que passamos em frente à paróquia, mas, resolvemos voltar no dia seguinte e conferir de perto a igreja. É uma verdadeira obra de arte. Recomendo a todos conhecer esse lugar em 16 de outubro de 2021Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as de 2021Igreja muito bonita localizada bem no centro da cidade de fronte a uma praça agradável para passear, além de alguns pontos de comercio nas proximidades. O interior da igreja te convida para uma reflexão e agradecimentos pela saúde desfrutada principalmente por estar con seguindo enfrentar este período de pandemia. A noite ela merece um destaque todo especial pela iluminação direcionada .Feita em 21 de maio de 2021Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as 1–10 de 600 resultados
Gerombolanfitnah yang ingin menghancurkan Shiddiqiyyah masih terus bergerak untuk memaksakan kasus ini agar bisa dinaikkan ke P21. Sebab nasib Gus Mochammad Subchi Azal Tsani selama tahun 2019-2021 tidak jelas posisi dan statusnya, maka dilakukanlah Pra-Peradilan untuk kepastian status kasus rekayasa ini.  Lifestyle Inspirasi & Unik Jumat, 17 Desember 2021 - 0735 WIB VIVA – Tempat Dukun Dukun Sakti, ini 5 Fakta Sejarah Masyarakat dan Alam Budaya Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, terkenal dengan ikon buaya yang sangat fenomenal. Tapi taukah kamu jika di Jawa Timur ini terkenal dengan Dukun Saktin nya? Berikut fakta sejarah masyarakat dan alam budaya Provinsi Jawa Timur. Mulai dari sejarah, budaya, kuliner, hingga tempat wisata yang Santet Banyuwangi 1998 Ilustrasi Santet Peristiwa santet Banyuwangi terjadi pada tahun 1998. Tahun itu adalah perburuan penyihir atau secara lokal dikenal dengan sebutan dukun santet. Jadi, disana terdapat suku mayoritas yang mendiami Kabupaten Banyuwangi sejak lama, yang dianggap sebagai suku asli yakni orang-orang Osing yang dalam kesehariannya mempercayakan dukun dalam banyak hal. Dari pemberkatan rumah baru, meminta ilmu pengasihan, penglaris jualan, memimpin upacara syukuran panen kelahiran, hingga mencelakai yang telah hidup sejak lama inilah yang memudahkan tersulutnya pembantaian, meski akar masalahanya masih mengabur. Spekulasi pun bermunculan karena bertepatan dengan akan dimulainya Pemilu 1999. Para pemburu juga terkesan sangat terorganisir menggunakan pakaian ninja dengan membawa Walkie Talkie. Meski dianggap bermuatan politis, ada juga yang menganggap motifnya adalah balas dendam. Sosok Marsinah Dibunuh Akibat Tuntut UpahMarsinah merupakan buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya yang diduga diculik, disiksa, hingga kehilangan nyawa setelah mengorganisir aksi mogok menuntut kenaikan upah dan hak-hak buruh perempuan. Halaman Selanjutnya Peristiwa 10 November 1945
ceramahkyai nu jawa timur Kumpulan Ceramah Ramadhan 2020 ini didedikasikan untuk para khatib/penceramah Ramadhan serta masyarakat Muslim secara umum. Berharap lebih banyak lagi? Insya Allah saya akan menambahkan berjenis-jenis ceramah di bulan-bulan akan datang. Untuk sekarang, silakan simak dibawah ini.
Jawa Timur sejak zaman dahulu sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh penting terhadap Nusantara. Mulai dari zaman Kerajaan, Jawa Timur memiliki kerajaan paling berpengaruh dan terbesar di Nusantara. Hingga saat ini pun juga masih banyak Tokoh-tokoh penting terlahir dari bumi Jawa Timur. Pada pembahasan kali ini kami akan merangkum daftar Tokoh Agama terkenal di Jawa Timur dan paling Berpengaruh di Indonesia yang belum wafat 1. HASAN ABDULLAH SAHAL KH Hasan Abdullah Sahal lahir di Gontor pada 24 Mei 1947. Beliau adalah seorang Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama 2 orang lainnya Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi, MA dan KH Syamsul Hadi Abdan, dan bersama KH Shoiman Luqmanul Hakim kemudian Drs. KH. Imam Badri sebelum Kyai Syamsul menjabat. Ia adalah putera keenam dari KH Ahmad Sahal. KH Ahmad Sahal adalah salah seorang dari tiga Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fananie dan KH Imam Zarkasyi. 2. SALAHUDDIN WAHID Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942. Beliau adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia HAM di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR pada masa awal reformasi 1998. Salahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan Wahid Hasyim ayah dengan Sholehah ibu, dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid Gus Dur. Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama NU, Hasyim Asy'ari. 3. SHOHIBUL FAROJI Syekh Sayyid Hafiz Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi lahir di Banyuwangi, 13 Juni 1977. Beliau adalah tokoh sufi dan alawiyyin yang berasal dari Indonesia. Syekh Shohibul Faroji adalah pimpinan Majelis Dakwah Walisongo dan juga aktif di PT. Islamic Mint Nusantara, yang salah satu tugasnya adalah sebagai salah satu Faqih, Qadi, Mufti IMN dan atas penelitian berat dan kadar dari IMN diperintahkan untuk mengeluarkan sebuah fatwa penting terkait atas berat dan kadar Dinar Islam. PT. Islamic Mint Nusantara adalah sebuah badan umat muslim yang mencetak koin dinar dan dirham di Indonesia, dengan tujuan agar masyarakat menggunakan dinar dirham tersebut sebagai alat tukar, pembayaran zakat dan fungsi muamalah lainnya. 4. MUHAMMAD AINUN NAJIB CAK NUN Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Beliau adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora patheken". Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya. 5. KH ANWAR ZAHID KH. Anwar Zahid lahir pada tahun 1974, di dukuh Patoman, Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Dalam menyampaikan ceramah, kata-katanya yang kadang mengandung homor dengan menggunakan logat Bojonegoro yang khas dan juga kadang menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia menjadikan setiap majelis yang beliau hadiri selalu ramai. Selain itu dengan gaya bahasa sederhana dan tidak terkesan menggurui dan juga mudah dicerna oleh semua kalangan lapisan masyarakat Jawa Timur menjadikan tausiyah yang beliau sampaikan seolah-olah sebagai oase bagi sanubari masyarakat. 6. GUS JAFAR Gus Jakfar adalah putra bungsu Kyai Shaleh pengasuh pondok pesantren Shafinul Mustaqim, Pasuruan, Jawa Timur. Beliau pernah membuat statement yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bagi kebanyakan orang, kata-kata Gus Javar saat singgah di Alun-alun Simpang Lima Pati tersebut penuh dengan misteri. Sebab, pernyataannya sulit dinalar dan seolah-olah hanya menjadi bahan candaan. Menurut Gus Ja’far yang tinggal di Desa Gayam, Kecamatan Gondangwetan, Pasuruan, Kabupaten Pati memiliki banyak kelebihan-kelebihan, dan tidak ada kurangnya. 7. SAIFULLAH YUSUF GUS IPUL Saifullah Yusuf lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 28 Agustus 1964. Beliau adalah birokrat dan politisi berkebangsaan Indonesia. Ia adalah Wakil Gubernur Jawa Timur yang menjabat sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019. Saifullah Yusuf pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007. Ia akrab dipanggil Gus Ipul. Saifullah Yusuf mengawali kariernya melalui organisasi GP Ansor. Ia menjadi ketua umum GP Ansor selama dua periode yaitu 2000-2005 dan dilanjutkan 2005-2010. Sebelumnya juga ia menjadi plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia tahun 1999. Setelah selesai menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum PP GP Ansor dia terpilih menjadi salah satu Ketua di PBNU di bawah kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj. 8. KH MARZUKI MUSTAMAR KH Marzuqi Mustamar lahir di Blitar tanggal 22 September 1966. Kyai Marzuqi dilahirkan dalam keluarga yang taat beribadah sekaligus mengerti agama. Ya, abahnya adalah seorang kyai. Alhasil, sejak kecil Kyai Marzuqi dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua beliau dengan disiplin ilmu yang tinggi. Di bawah pengawasan orang tua beliau inilah putra dari Kyai Mustamar dan Nyai Siti Jainab ini mulai belajar Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama. Kyai Marzuqi juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Timur periode 2018-2023. Ia terpilih bersama dengan Kyai Haji Anwar Mansur sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Timur berdasarkan hasil konferensi wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, pada Minggu, 29 Juli 2018. 9. KHOFIFAH Khofifah Indar Parawansa, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965. Beliau adalah tokoh Muslimat NU dan sekarang menjadi Gubernur Jawa Timur yang menjabat sejak 13 Februari 2019. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 yang menjabat sejak tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018. Itulah beberapa daftar tokoh Agama yang memiliki pengaruh besar di Indonesia. Jika ada yang kurang silahkan tinggalkan komentar anda di bawah. Denganbegitu, saat bertahta di Majapahit, Damarwulan langsung memiliki empat orang isteri. Pertama puteri bungsu Patih Logender, kedua Ratu Kencanawungu, serta ketiga dan keempat, Wahita dan Puyengan. Cerita rakyat yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Jawa Timur ini, lebih dikenal dengan nama Damarwulan Ngarit.
Já está no fimO tempo da igreja aqui na terraA bíblia diz são muitos os sinaisSe esfriou o amor que antes perdoavaA um clamor, o Espírito Santo diz SantificaiJá esta no fimÉ cumprimento da promessaJesus já vemA igreja vem buscarOs quatro cantos da terraFiéis aguardam o momento em que a trombeta soaráO Espírito Santo dizPrerara-te, desperta, oh IsraelPara encontrares com o teu DeusO teu lar te espera lá no céuO inimigo quer roubar o que é teuPrepara-te, desperta, oh IsraelPara encontrares com o teu DeusO teu lar te espera lá no céuO inimigo quer roubar o que é teuSantificai, santificaiNão renuncio o teu senhorRejeita o mundoSantificai, santificaiNão negocio o teu valorSantificai
REPUBLIKACO.ID, KEDIRI -- Sejumlah kiai sepuh dari Jawa Timur (Jatim), menyampaikan rasa keprihatinan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang datang ke Kediri, pada Senin (26/4). Mereka prihatin karena nama ulama NU tidak masuk dalam Kamus Sejarah Indonesia. "Saya sampaikan, ini perasaan kiai sepuh.

This research is to examine the role of kiai in East Java province during the Indonesian presidential election in 2019. To find out what strategies were used by kiai and TKD Tim Kampanye Daerah Joko Widodo-KH. Ma'ruf Amin in East Java region also as several political figures who worked with JKSN Jaringan Kiai Santri Nasional to win Jokowi-Kiai Ma'ruf. The type of research used in this research is descriptive qualitative using the case study method. The data collection techniques used are interviews and documentation. The purpose of this research is to describe the role of kiai with TKD and JKSN during the presidential election. The results of this research is that the role of kiai includes being opinion leaders, political mediators and vote getter. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 191 Menakar Peran Kiai Dalam Pemilihan Presiden 2019 Studi Di Provinsi Jawa Timur Dafis Ubaidillah Assiddiq Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Raden Rahmat Malang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang peran kiai di provinsi Jawa Timur Saat pemilihan presiden 2019. Strategi apa yang digunakan kiai dan tim Kampanye Daerah Joko Widodo dan KH. Maruf Amin wilayah jawa timur dan beberapa tokoh-tokoh politikus dan pejabat daerah yang juga berjalan bersama JKSN Jaringan Kyai Santri Nasional untuk memenangkan Jokowi-Kiai Maruf. Dimana para narasumber menyatakan bahwa peran kiai-kiai pada pemilihan presiden 2019 ini begitu signifikan dan efektif, terlebih lagi dengan adanya penyerangan isu Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan bagi incumbent Joko Widodo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan Dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran kiai di jawa timur bersama TKD Jawa Timur dan JKSN saat pilpres, maka dari itu telah diperoleh hasil dari penelitian ini bahwa peran kiai tersebut diantaranya menjadi Opinion Leader, Mediator Politik dan Vote Getter. Kata Kunci Peran, Kiai, Strategi Komunikasi Politik, Tim Kampanye, Pemilihan Presiden, Opinion Leader, Mediator Politik, Vote Getter. Abstract This research is to examine the role of kiai in East Java province during the Indonesian presidential election in 2019. To find out what strategies were used by kiai and TKD Tim Kampanye Daerah Joko Widodo-KH. Ma'ruf Amin in East Java region also as several political figures who worked with JKSN Jaringan Kiai Santri Nasional to win Jokowi-Kiai Ma'ruf. The type of research used in this research is descriptive qualitative using the case study method. The data collection techniques used are interviews and documentation. The purpose of this research is to describe the role of kiai with TKD and JKSN during the presidential election. The results of this research is that the role of kiai includes being opinion leaders, political mediators and vote getter. Keywords Role, Kiai, Political Communication Strategy, Campaign Team, Presidential Election, Opinion Leader, Political Mediator, Vote Getter. Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 192 PENDAHULUAN Pasca berdirinya era reformasi, Indonesia telah menyelenggarakn pemilihan Presiden untuk yang keempat kalinya ditahun 2019. Pilpres kali ini diikuti oleh 13 partai politik dan dua pasangan calon capres dan cawapres, dengan Pemetaan dimana Nomor Urut 01 Joko Widodo-KH. Maruf Amin yang didukung oleh 9 partai, di antaranya PDI-P, PKB, PPP, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, PKPI, PERINDO dan PSI. Dan paslon Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno, didukung oleh 4 partai yaitu Gerindra, PAN, PKS, Partai Demokrat . Gambar 1. Peta Koalisi parpol pengusung capres-cawapres di pilpres 2019 Sumber pada akhirnya tanggal 22 Mei 2019 KPU Secara Resmi mengumumkan hasil rekapitulasi secara kesuluruhan, dengan masing-masing perolehan sebesar 55,50 persen untuk Joko Widodo-KH. Maruf Amin dan 44,50 persen untuk Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dimana Paslon urut 01 memperoleh suara terbanyak, yang pertama dari Provinsi Jawa Tengah sebesar dan yang kedua dari Provinsi Jawa Timur sebesar Untuk memperoleh hasil yang maksimal merupakan upaya dari serangkaian tim yang memiliki tujuan yang sama yaitu memenangkan Joko Widodo dan KH. Maruf Amin. Sesuatu yang menarik untuk dibahas adalah mengenai strategi komunikasi politik yang dilakukan untuk menarik perhatian suara dari konstituen yaitu masyarakat. Dimana Strategi merupakan bagian dari penetapan sasaran dan tujuan yang bersifat jangka panjang dengan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk dikerahkan demi tercapainya tujuan. Hal ini tepatnya pada Tim Kampanye Daerah Wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin yang menggandeng Kiai-Kiai Jawa Timur untuk turut bersama memenangkan Jokowi dan Kiai Maruf dipertarungan pilpres 2019. Hal yang menarik muncul sebelum hari dimana pemungutan suara pada 17 April 2019, di mana calon presiden yang juga petahana, Joko Widodo mendapat penyerangan isu mengenai Suku, Agama, Ras dan Antar golongan SARA, diantaraya seperti anggapan bahwa Joko Widodo sebagai anggota Partai Komunis Indonesia PKI, Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 193 antek-asing Pro-Cina, pemimpin yang anti-islam, dan telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama, kemudian banyaknya tenaga kerja asing di Indonesia, yang secara masif dan intens dilakukan oleh pihak yang berkepentingan langsung atau tidak langsung dalam pemenangan calon tertentu saat pemilihan presiden 2019. Kerap menjadi sebuah strategi tersendiri dengan menjual isu SARA kepada lawan dengan tujuan untuk menjatuhkan elektabilitas. Dan tidak hanya di pilpres 2019, pada saat pilpres 2014 lalu Joko Widodo diserang dengan tersebarnya tabloid ―OborRakyat yang memuat pemberitaan bahwa Joko Widodo adalah anggota PKI. Peristiwa itu terjadi satu hari sebelum hari pemungutan suara di Kabupaten Jember, dimana warga setempat menerima tabloid tersebut. Mengenai Tenaga Kerja Asing yang sempat menjadi perbicangan dan isu hangat dan kerap dijadikan senjata untuk menyerang dari pihak lawan. Dari hasil survei tersebut menunjukkan angka ―percaya yang lebih besar terhadap masuknya tenaga kerja asing yang berlebihan ke Indonesia dibanding angka dari ―tidak selisih persen, tapi angka persen dari ketidakpercayaan masyarakat merupakan angka yang cukup besar. Gambar 3. Data Respon Masyarakat Jawa Timur. Sumber. Survey Nasional Pemprov. Jatim Reuni 212 merupakan lanjutan kegiatan dari Aksi 212 yang pertama kali dilaksanakan pada 2 Desember 2016 dan Aksi Bela Islam III. Di tahun 2017 Aksi 212 juga kembali digelar. Dan di tahun 2018 kegiatan tersebut kembali dilaksanakan dibungkus dengan ―Reuni 212. Menyangkut hal tersebut lebih dari 50 persen masyarakat mengetahui aksi tersebut dan lebih dari persen masyarakat Jawa Timur menyetujui dengan aksi tersebut. Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 194 Gambar 4. Data Respon Masyarakat Jawa Timur mengenai Reuni Charta Reuni 212 tahun 2018 dianggap sebagai Gerakan Moral Umat Islam oleh persen dari penduduk Jawa Timur, walaupun persen masyarakat ada yang mengatakan bahwa Reuni 212 merupakan Gerakan politik dukungan terhadap salah satu calon presiden. Kemudian pada angka 20 persen lebih merupakan angka yang besar, jika 29 persen orang tersebut percaya bahwa Reuni 212 diselenggarakan untuk mendukung salah satu capres maka gerakan tersebut merupakan gerakan yang direkayasa dimana dikemas dalam balutan Gerakan Moral Umat Islam. Melihat sosok Joko Widodo yang nasionalis dari partai besar PDI Perjuangan dan KH. Maruf Amin seorang Ulama yang juga mantan ketua MUI dan Tokoh Besar Nahdlatul Ulama tidak semata-mata menjadikan suara paslon 01 aman di Jawa Timur terutama di beberapa kabupaten/kota tertentu, dan juga tidak memenangkan mutlak, meskipun Jawa Timur adalah lumbung dan basisnya Nahdlatul Ulama. Sehingga menentukan bentuk strategi komunikasi menjadi kewajiban sebagai penetapan sasaran dan juga tujuan jangka panjangnya, terutama bagi organisasi Tim Kampanye Daerah Wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin, kemana saja arah dan seperti apa tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Karena pada hakikatnya sebuah tujuan dari rancangan strategi komunikasi politik akan melibatkan seperangkat proses komunikasi yang harus dilakukan secara efisien juga efektif dan integral, sebagaimana maksud untuk mengajak, mempengaruhi sikap dan pendapat masyarakat Jawa Timur dengan hasilnya yang akan selaras sesuai bentuk pesan yang disampaikan. Dalam menjalankan strategi komunikasi politik para Tim Kampanye Daerah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin memiliki ciri yang khas dan berbeda sebagai penunjuk ideologinya berdasarkan kebutuhan pasar dan dalam konteks ini yang dimaksud adalah masyarakat-masyarakat Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 195 Jawa Timur sebagai konstituen dalam pemilihan. Di provinsi Jawa Timur sendiri memilik 5 pondok pesantren, terbesar di Indonesia di antaranya Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Pondok Pesantren Langitan di Tuban, Pondok Pesantern Lirboyo di Kediri dan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang. Sebuah pondok pesantren dan Kiai adalah dua hal yang saling berkaitan, di sini Tim Kampanye Daerah Wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin fokus pada segmen masyarakat tradisional, di mana masyarakat tradisional ini kekuatannya tidak tersentuh oleh New Media tapi kekuatan itu bersumber dari Opinion Leader atau tokoh lokal, dan masyarakat tradisional tersebut memiliki sosok yang kerap mereka anggap sebagai Opinion Leader yaitu sosok Kiai atau Ulama sebagai sosok di tengah-tengah masyarakat yang memiliki kedudukan untuk mempengaruhi elektoral calon kandidat, serta pengaruh terhadap masyarakat turunannya dalam menentukan pilihan. Opinion Leader tidak bisa dianggap remeh bagi mereka yang bersangkutan seperti para tim sukses dan partai-partai politik yang ingin memenangkan calonnya. Karena di tangan Opinio Leader inilah perubahan di masyarakat seringkali menjadi penentu kemenangan, oleh sebab itu peran Kiai sebagai tokoh lokal di masa-masa pemilu tidaklah masyarakat tradisional di Jawa Timur para Kiai atau Ulama memiliki peran dan fungsi yang mendalam sehingga mereka termasuk elit sosial, diantara elit sosial yang lainnya seperti para tokoh adat, dan orang-orang yang berkedudukan di pemerintahan. Para Kiai ini tidak hanya juga sebagai pemimpin agama, Kiai memiliki pengaruh yang cukup dominan yang diakui kepemimpinannya oleh masyarakat. Dalam masyarakat sendiri pun pengaruh Kiai tidak hanya menyangkut dalam hal keagamaan semata, melainkan hampir semua persoalan yang ada selalu dikonsultasikan kepada Kiainya Suprayogo, 2007179. Kiai selalu dicitrakan sebagai representasi simbolik dalam kekuatan pada keagamaan, oleh karena itu Kiai mempunyai pengaruh besar di masyarakat dan sosok kiai memiliki peranan dalam membangun bangsa. Karena hubungan Kiai dan masyarakat dapat terikat dengan emosi keagamaan yang dimana kekuasaan Kiai juga kerapkali berpengaruh dan kuat pada kehidupan masyarakat serta memberikan peran yang vital dalam menggerakkan aksi sosial terutama politik. Nampak begitu kuatnya peran dan pengaruh Kiai di masyarakat, menjadikan tokoh Kiai sebagai sosok yang Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 196 perlu dipertimbagkan bagi kalangan-kalangan yang tengah mencari dukungan suara diwaktu-waktu pemilihan kepala daerah, wakil rayat bahakan pemilihan presiden, karena kiai bisa menjadi relasi yang berpotensial dalam mencari dukungan massa di pedesaan dan masyarakat tradisional. Kekuatan Kiai yang begitu besar, jelas akan mempengaruhi pola komunikasi yang ada dan berjalan di masyarakat terutama masyarakat tradisional dan pedesaan. Sehingga dapat dikatakan diperlukannya opini dari orang-orang yang juga memiliki pengalaman dan pengetahuan. Karisma yang dimiliki seorang Kiai yang juga notabane-nya sebagai pemimpin dan juga pendapatnya yang begitu diperhitungkan di masyarakat akan memberi sumbangsih yang besar dalam aliran komunikasi antara Kiai kepada masyarakat ataupun masyarakat satu dengan yang lainnya. Ini artinya, apabila Kiai telah menyampaikan suatu hal maka dapat dikatakan akan terjadi perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut, maka masyarakat akan melakukan hal serupa yang telah disampaikan Opinion Leader tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Sosio-Kultural Kiai Dalam Komunikasi Politik Jawa Timur Membicarakan tentang Kiai, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI setidaknya memiliki enam arti 1 Sebutan bagi alim ulama cerdik pandai dalam agama Islam; 2 Alim Ulama; 3 Sebutan bagi guru ilmu gaib dukun dan sebagainya; 4 kepala distrik di Kalimantan Selatan; 5 sebutan yang mengawali nama benda yang dianggap bertuah senjata, gamelan, dan sebagainya; 6 sebutan samaran untuk harimau jika orang melewati hutan. Dalam konteks perpolitikan, definisi yang mungkin lebih tepat adalah Kiai sebagai sebutan bagi ulama cerdik pandai dalam agama Islam. Meskipun jika berkaca pada penjelasan Endang Turmudi dirasa penjelasan dari KBBI tersebut belum begitu sempurna karena ada celah sosiologis yang belum terisi. Turmudi 2004 mengatakan bahwa pada dasarnya sebutan Kiai adalah predikat yang disematkan oleh masyarakat di suatu daerah atas tingkat keulamaan seseorang, dimana tingkat tersebut adalah yang paling tinggi. Arti kata Ulamasendiri menurut Horikoshi 1976 dan Mansurnoor 1990 adalah istilah yang lebih umum dan merujuk kepada seorang muslim yang berpengetahuan. Kaum ulama adalah kelompok yang secara jelas mempunyai fungsi dan peran sosial sebagai cendekiawan penjaga tradisi yang dianggap sebagai dasar identitas primordial individu dan masyarakat. Dengan kata lain, fungsi ulama yang terpenting adalah peran Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 197 ortodoks dan tradisional mereka sebagai penegak keimanan dengan cara mengajarkan doktrin-doktrin keagamaan dan memelihara amalan-amalan keagamaan ortodoks di kalangan umat Islam. Turmudi, 2004. Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa status Kiai dalam masyarakat adalah status yang istimewa, karena dianggap paling tinggi keilmuan agamanya. Setidaknya paling tinggi dari kebanyakan masyarakat di sebuah daerah tersebut. Meskipun demikian, dalam realitas sosialnya, pendefinisian Kiai yang diasosiasikan dengan tingkat keilmuan agama yang tinggi ternyata bagi beberapa daerah belum cukup. Di daerah Madura misalnya status Kiai tidak hanya dilihat dari seberapa tinggi ilmu keagamaan seseorang, namun juga keturunan siapa orang tersebut. Turmudi, 2004. Pada dasarnya memang sebutan Kiai dari satu daerah dengan daerah lain berbeda-beda. Kategorisasi dan standarisasi dari masyarakat sehingga menunjuk siapa orang yang pantas dianggap Kiai dan bukan Kiai adalah kompleks. Namun demikian, perbedaan kategorisasi dan standarisasi tersebut tetap saja mengandung inti bahwa status Kiai adalah status yang diasosiasikan dengan keilmuan keagamaan dan menjadi panutan dalam hal teologis oleh masyarakat yang ada di tempat tersebut. Turmudi, 2004. Kiai sebagai salah satu struktur sosial dalam masyarakat memiliki setidaknya dua komponen lain selain dirinya sendiri yang menguatkan status sosialnya, dan dalam konteks tertentu, menjadi modalyang cukup krusial dalam kaitannya dengan perpolitikan, yaitu Pesantren dan Santri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kategorisasi dan standarisasi Kiai pada dasarnya berbeda-beda dari daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga mungkin sekali jika seseorang yang dianggap sebagai Kiai di satu daerah, tidak dikategorikan sebagai Kiai di daerah lain, namun hanya sebagai ustadz. Namun dalam dinamikanya, ada beberapa pengecualian bahwa seorang Kiai bisa saja memiliki pengaruh lintas daerah. Selain karena pengetahuan keislamannya yang diakui oleh banyak orang, namun juga karena mereka memiliki pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yang membangun beberapa modal sosial bagi elektabilitas sosial seorang Kiai. Meskipun, dengan catatan pula tidak semua Kiai besar selalu memiliki pondok pesantren. Turmudi, 2004. Dengan adanya pondok pesantren itulah Kiai mendapatkan patronasinya pola dan suri tauladan yang dijadikan acuan bukan hanya oleh santrinya melainkan juga oleh orang tua santri tersebut dan juga masyarakat yang ada di luar desa atau Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 198 kotanya sendiri Turmudi, 2004. Shaleh 2007 dalam penelitiannya mengatakan bahwa di dalam pesantren, Kiai memang memiliki otoritas sebagai hierarki kekuasaan satu-satunya yang dengan tegas dan jelas diakui oleh pesantren, dengan dalih Kiai sebagai penyelamat santrinya agar terhindar dari hal-hal yang memungkinkan terjerumus ke arah negatif atau melenceng pada norma-norma agama. Penelitian Shaleh ini sedikit banyak menjelaskan bagaimana akibat dari patronase itu sendiri. Meskipun secara teoritis dalam mendapatkan modal sosial, Kiai banyak dipengaruhi oleh keberadaan pondok pesantren dan seperangkat santri-santri yang menyertainya, namun secara historis pondok pesantren tersebut memiliki modal politik bukan hanya karena fungsinya sebagai lembaga pendidikan, namun juga merupakan alternatif arus pengenalan jati diri dan perlawanan masyarakat Indonesia pada masa perjuangan melawan elite kolonial dan pada saat itu, keraton. Thayib, 1997. Pada masanya dulu, dan mungkin sampai saat ini, Kiai dan pondok Pesantren bukan hanya sebagai institusi penjaga tradisi, namun juga pemberi nilai judgment tentang apa yang menjadi bagian dari ―kita‖ dan apa yang telah menjadi bagian dari mereka. Selain itu, Kiai dan pondok pesantren dalam dinamika sosiologisnya memiliki posisi yang simbolis dan strategis. Dalam konteks masyarakat pedesaan, Kiai dan pesantren bukan saja bagian belaka dari kesucian, melainkan juga menempati posisi inti dalam struktur kesucian itu sendiri. Semua itu berakar dari kemampuan Kiai dan pesantren menguasai dunia agama, ditambah dengan tipikal masyarakat yang memang belum terlalu memiliki bekal pengetahuan teknikal dan empiris, maka agama sebagai sebuah komoditas sosial menjadi sangat laku, dimana Kiai dan pesantren menempati prestis yang sangat tinggi. Thayib, 1997. Kiai dinilai memiliki prestis yang tinggi karena melihat dari banyak penelitian para ahli, Kiai dinilai memiliki pengaruh feodalistik terhadap masyarakat. Misalnya saja Thayib 1997 mengatakan bahwa Kiai dan pesantren adalah penguasa agama dan budaya terutama ketika menjadi tombak perlawanan bagi kolonial. Keadaan yang sedemikian kemudian dianalogikan seperti raksasa yang melawan kurcaci, dengan Kiai sebagai raksasanya. Demikianlah penjelasan historis dan alasan logis bagaimana posisi Kiai dan perangkat pesantren serta santrinya di masyarakat, sehingga dengan posisi itu Kiai memiliki modal- modal sosial yang sangat diperhitungkan dalam dunia perpolitikan. Turmudi 2004 mengatakan Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 199 setidaknya ada empat jenis Kiai utamanya di Kabupaten Jombang, diantaranya ; 1. Kiai Pesantren Kiai yang memusatkan perhatiannya kepada pendidikan dipesantren, pendidikan demi peningkatan sumber daya manusia, yang dimaksud adalah santri. 2. Kiai Tarekat Sosok Kiai yang fokus terhadap kegiatan untuk membangun batin dunia hati Umat Islam. dan Kiai seperti ini kerap kali memiliki pengikut dengan jumlah yang lebih banyak. 3. Kiai Politik Lebih fokus pada perihal politik praktis, baik itu terjun sebagai struktural maupun sebagai juru kampanye pada salah satu partai politik dan calon kandidat tertentu. 4. Kiai Panggung Kiai yang memusatkan pada kegiatan dakwah untuk mengembangkan ajaran islam, dan pengikutnya tersebar di beberapa daerah. Berdasarkan kriteria diatas memang tidak bisa menilai secara langsung sosok Kiai dengan jenis tertentu. karena realitasnya sekarang ini adalah Kiai tidak hanya memiliki satu kapasitas. Baik itu Kiai Pesantren, Kiai Tarekat, Kiai Politik ataupun Kiai panggung, bahwasanya realita di masyarakat adalah seringkali Kiai Tarekat merangkap pula sebagai Kiai Pesantren dan Kiai Politik. Turmudi, 2004. Dalam perkembangannya, Kiai-Kiai tersebut kemudian terkumpul dalam sebuah organisasi ortodoks yang bernama Nahdlatul Ulama‟ NU dimana anggotanya kemudian disebut sebagai Nahdliyin. Kebanyakan anggota dan pendukung organisasi ini memang berasal dari daerah-daerah pedesaan. Maka dari itu tidak heran jika kemudian dalam konstelasi perpolitikan organisasi ini banyak dilirik sebagai komoditas politik. Turmudi, 2004. Lebih jelas lagi, Thayib 1997 menjelaskan bahwa sejak munculnya NU yang pada awalnya sebagai organisasi politik, membuat persinggungan antara Kiai dan pesantren dengan dunia politik menjadi lebih vulgar. Dengan demikian, maka dunia pesantren pun lebih mudah terkena penetrasi politik dan kemudian banyak politisi NU yang memanfaatkan pengikut- pengikut setia mereka untuk dijadikan lahan subur memanen dukungan suara. Namun demikian, jika melihat dinamika kontemporer perpolitikan NU, Kiai dan santri di Jawa Timur, ada beberapa perubahan krusial yang terkadang, menggoyahkan monolitisme Kiai itu sendiri. Misalnya saja, dari segi santri sendiri, penelitian Syarif 2016 diketahui bahwa pada tahun 2013 ada momentum pudarnya kharisma Kiai yang selama ini dikenal mempunyai pengaruh kuat dalam masyarakat, khususnya di Madura, Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 200 dengan menangnya Achmad Syafii- Kholil Asyari yang merupakan peserta dengan status non Kiai diantara pesaing lainnya yang berstatus Kiai. Penelitian ini juga membuat pemetaan baru mengenai perilaku politik santri di Jawa Timur dimana muncul Santri Prismatik yang tidak segan untuk berbeda politik dengan Kiai karena Kiai bukan referensi sepenuhnya dalam politik. Dalam dimensi keagamaan pun, santri jenis ini tidak melepas Kiai sepenuhnya sebagai tokoh moral dan keagamaan. Dari NU sendiri, dalam dinamika perpolitikan kontemporernya juga mengalami pembelahan dengan momentum Pilkada Jawa Timur. Rohim 2018 dalam penelitiannya muncul dua poros politik pada Pilkada Jawa Timur, yaitu poros Lirboyo yang mendukung Gus Ipul-Puti Soekarno dan poros Tebuireng yang mendukung Khofifah-Emil Dardak. Dari pembelahan ini entah apakah penyebabnya karena pembelahan itu sendiri atau faktor lainnya, namun terlihat bahwa ada penurunan pengaruh politik Kiai-Kiai NU pada poros Lirboyo oleh masyarakat yang uniknya, Kiai pada poros itu memiliki posisi strategis pada struktural NU. Justru Kiai yang ada pada poros Tebuireng yang sama sekali tidak memiliki posisi struktural memiliki pengaruh yang besar di akar rumput selain karena pengaruh tokoh politik lain seperti Soekarwo dan Susilo Bambang Yudhoyono. Konstelasi yang sedemikian rupa tersebut yang membuat realitas politik di Jawa Timur menjadi unik, dan ketika dihubungkan dengan fenomena Pemilihan Presiden 2019 ini lalu bagaimana Kiai memerankan perannya, dalam menggapai atensi dan menggerakkan khalayak akar rumput untuk memilih Joko Widodo dan Maruf Amin, padahal seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa ada pemerosotan pengaruh Kiai meski masih ada Kiai yang memiliki pengaruh luar biasa dan ada pembelahan sebelumnya antar Kiai di Jawa Timur hasil dari Pilkada Jawa Timur. Model marketing politik Newman 1994 terdapat tiga tahapan seperti yang telah peneliti tulis diatas, sebagaimana poin pertama tentang Market voter segmentation dengan arti lain membuat Tim TKD Jawa Timur harus bisa mengetahu segmentasi masyarakat di Jawa Timur dengan mengetahui seperti apa pemimpin yang dibutuhkan masyarakat, mengenal masyarakat Jawa Timur itu sendiri, dan mengidentifikasi segmen pemilih, tentang bagaimana pendekatan dengan masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda di beberapa kabupaten/kota. selanjutnya yang kedua adalah Candidate Positioning bisa Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 201 juga dikatakan memastikan posisi Jokowi-Kiai Maruf Amin di Jawa Timur, disini terdapat beberapa elemen, diantanya pengenalan kekuatan dan kelemahan kandidat diambil sebagai peluang untuk membangun citra diri paslon Jokowi-Kiai Maruf tetap baik dan membuat suasana tetap stabil walaupun saat itu capres Jokowi dirundung isu SARA. HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarakan hasil observasi lapangan mengenai peran Kiai dalam strategi komunikasi politik pada Tim Kampanye Daerah Wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin pada pemilihan presiden 2019 pada hal ini yang dimaksud yaitu strategi dan bagaimana implementasinya yang telah dilakukan selama ini, peneliti dapat mendeskripsikan peranan Kiai dan langkah yang telah ditempuh baik oleh para kiai dan TKD Jawa Timur dalam Memenangkan Jokowi dan Kiai Maruf Amin dalam mewujudkan strategi komunikasi politik dengan berlandaskan dasar teori Newman 1994 yaitu Model of political marketing yang adalah, Market Voter Segmentation. Segmentasi Pemilih Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin di Jawa Timur Berdasarkan data yang telah didapat dan dianalisis oleh peneliti, Tim Kampanye Daerah Wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin telah melaksanakan kegiatan yaitu berupa strategi komunikasi politik yang mereka gunakan dan kerahkan untuk memenangkan Joko Widodo dan KH. Maruf Amin di Jawa Timur. Seperti yang di ketahui TKD bekerjasama dengan Kiai dalam rangka memberi dukungan kepada Jokowi dan Kiai Maruf. Bagi TKD dan JKSN para Kiai ini tidak di khususkan hanya untuk satu golongan tertentu atau di satu daerah tertentu, tapi untuk seluruh masyarakat Jawa Timur, karena seperti yang di sampaikan Sekertaris TKD yaitu Otman Ralibi, bahwa ingin suara Jokowi dan Kiai Maruf tembus 70% di Provinsi JawaTimur. Bukan berarti dengan mengandeng Kiai sehingga segmentasi pemilihnya hanya menggandeng masyarakat muslim’ dan santri’tapi menyeluruh dengan kategori millennial dari berbagai kaum professional dan para komunitas, seperti anggota BARKOJ yag berisikan warga keturunan cina dengan latar belakang yang sama yaitu Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 202 seorang pengusaha, dan mereka pun bekerjasama dengan JKSN. Walaupun Sekjen JKSN, KH. Zahrul Azhar Asad mengatakan bahwa target dari JKSN adalah para Kiai dan santri tapi maksud luasnya serupa dengan apa yang di sampaikan oleh sekertaris TKD Jawa Timur Otman Ralibi dan Ketum JKSN Jawa Timur, KH. Roziqi, bahwasanya para Kiai dan Santri ini peran, dan serangkaian kerjasamanya dapat menggurita hingga di orang sekelilingnya. Kiai dengan para murid dan jamaahnya, para mantan santri dengan rekan se-profesi, atau yang menjadi pengusaha sehingga mampu mengkoordinir karyawannya untuk memilih Jokowi dan Kiai Maruf. Dalam elemen JKSN pun terdapat ibu-ibu Muslimat dengan suara yang nyata, dengan kata lain ibu-ibu muslimat dan fatayat ini dalam satu Komando Gubernur Jawa Timur,Khofifah Indah Parawansa, maka mampu mendulang suara Jokowi dan Kiai Maruf di Jawa yang diungkapkan responden dari TKD dan JKSN, bahwa mereka tidak hanya berkunjung sekali saja ke daerah Madura, Nampaknya daerah ini memiliki perhatian khusus bagi TKD dan JKSN. Kunjungan tersebut dilaksanakan guna memastikan agar suara Jokowi tetap aman. Seperti yang disampaikan responden dari TKD dan JKSN, bahwa di daerah Madura ini kekuatan opinion leader begitu kental, seperti yang di sampaikan responden bahwasanya apa yang dikatakan oleh tokoh masyarakat setempat maka akan dengan mudah di percaya oleh masyarakat. Ditambah lagi dengan penyebaran isu-isu di daerah Madura yang banyak seperti yang disampaikan oleh salah satu Bu Nyai yang juga ketua muslimat disalah satu daerah di tanah Madura. Seperti yang disampaikan oleh sekertaris TKD Jawa Timur bahwa akan sulit untuk mengubah pilihan orang, terlebih lagi yang sudah terkristalisasi, wabil khusus pada masyarakat yang ada di beberapa daerah seperti Madura, Situbondo dan Pacitan. Dan perlu di ingat bahwa pacitan memiliki Susilo Bambang Yudhoyono, putra terbaik pacitan yang tentunya membawa pengaruh, terlebih lagi pada pilpres kali ini SBY berkoalisi dengan capres dan cawapres Prabowo-Sandi. Joko Widodo dan Kiai Maruf Amin pada pemilihan presiden 2019 memiliki tim kampanye yang berpusat menjadi TKN dan bertempat di Jakarta, dan TKN memiliki Tim Kampanye Dearah di 34 provinsi yang ada di Indonesia, salah satunya di provinsi Jawa Timur. “TKD itu tim kampanye daerah yang ditunjuk oleh TKN di Jakarta untuk mengkoordinir, konsolidasi kegiatan-kegiatan kampanye pemenangan Jokowi. Dan itu secara resmi memang dia tim kampanye, oleh karena itu seluruh perangkat lunak dan perangkat kerasnya digunakan untuk Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 203 kemenangan Jokowi di Jawa Timur”. sumber wawancara Otman Ralibi Menjadi pusat tim pemenangan Jokowi dan Kiai Maruf di Jawa Timur membuat TKD dapat mengalokasikan segenap perangkat keras dan perangkat lunak yang dimiliki, dapat dikatakan bahwa perangkat lunak yang mereka miliki adalah berupa strategi yang akan mereka pasang guna mendulang suara Jokowi dan Kiai Maruf di Jawa Timur yang bekerja sama bersamaan dengan perangkat keras yang mereka gandeng seperti seluruh keanggotaan tim kampanye dan relawan-relawan diluar sana yang telah menjalin kerja sama dengan TKD Jawa Timur. Seperti halnya JKSN yaitu Jaringan Kiai Santri Nasional . “JKSN itu diseluruh Indonesia, awalnya adalah tim pemenangan bu Khofifah, tim pemenangan bu khofifah sukses memenangkan pilub Jawa Timur, akhirnya kita membetuk JKSN untuk memenangkan pak Jokowi” sumber wawancara KH. Zahrul Azhar AsadTKD yang juga bekerja sama dengan JKSN yang sudah memiliki massa tetap dan nyata paska pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 menjadi langkah bagus bagi TKD untuk semakin memenangkan Jokowi dan Kiai Maruf Amin di Jawa Timur. Terlebih lagi JKSN merupakan wadah bagi sekumpulan para Kiai dan santri di Jawa Timur bahkan di Indonesia. ―Peran Kiai itu kita tujukan ke semua orang, Kiai memang untuk masyarakat dan tidak bisa dibatasi hanya untuk kalangan tertentu. peran Kiai itu juga sama seperti sebelum pilpres, tidak dikurangi. yaa peran Kiai itu dalam berpesan. hanya saja mereka lebih intens bertemu masyarakat. untuk terjun ke masyarakat langsung.” sumber wawancara dengan Otman Ralibi TKD Jawa Timur menerangkan bahwa para Kiai ini mampu masuk keseluruh lapisan masyarakat. Terlebih lagi dengan momentum pemilihan presiden, Kiai ini bisa menjadi moderator politik di seluruh kalangan masyarakat. tanpa mengurangi atau melebihkan seperti apa sosok dan peranan Kiai di masyarakat lazimnya. Namun para tokoh agama ini diminta untuk lebih ditekankan dan intens lagi dalam berpesan dalam masyarakat Jawa Timur sebagai konstituen. ―banyak tidak hanya santri saja, kelompok millennial, di luar itu banyak, dari berbagai komunitas, dan kalangan profesional.sumber wawancara dengan Otman Ralibi Walaupun dengan mengajak para Kiai sebagai tokoh agama sekaligus opinion leader di tengah-tengah masyarakat tidak serta merta bahwa yang dituju hanyalah masyarakat muslim dan ‗para santri tapi semua kalangan dari berbagai usia dan jenis pekerjaan. karena dengan merangkul semua, akan semakin banyak massa yang di dapat akan semakin menopang suara Jokowi unggul di Jawa Timur. Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 204 “Kita tidak memilih karakter Kiai yang seperti apa, prinsipnya bahwa kita mengajak seluruh tokoh agama. Tapi memang terlihat jelas sebenarnya perbedaan peran tokoh agama itu saat pilpres. Jadi yang milih Prabowo itu jelas kelompok yang diluar NU tentunya, meskipun ada Kiai NU yang memilih prabowo ya, seperti yang di Jombang kan terjadi. Tapi bagi mereka yang sudah jelas ya kita tidak bisa memaksa mereka, karena itu pilihan. “sumber wawancara dengan Otman Ralibi Pada momentum pemilihan presiden, TKD dan JKSN dengan menggandeng para Kiai ini tidak menjadikan tim ini terlalu spesifik dalam memilih karakter seorang Kiai. Karena pada dasarnya seluruh tokoh agama mereka gandeng . Tanpa melebihkan dan megurangi peranan tokoh agama ini tapi dirasa dalam momen pilpres peran tokoh agama itu begitu jelas. Terlebih lagi banyaknya isu SARA yang dipermainkan. Dengan menonjolkan bahwa kelompok organisasi keagamaan Islam akan condong kepada pasangan calon yang mana. Seperti halnya individu dengan kultur Nahdlatul Ulama yang tidak tentu memilih Jokowi sekalipun pendampinya adalah KH. Maruf Amin selaku wakil prresiden yang terpilih merupakan tokoh besar dari NU. ―Tidak mudah memang mengubah pilihan orang, apalagi itu sudah terkristalisasi. Pokoknya Prabowo, mati urip Prabowo, wes ndak bias diubah. Seperti Madura itu, dan Situbondo lalu pacitan. Memang gak mudah merubah orang yang sudah kekeh.” sumber wawancara dengan Otman Ralibi Namun semua itu kembali kepada pilihan dan kepentingan masing-masing individu. Bukan hal yang mudah mengubah pilihan orang lain, terlebih pada pemilihan presiden, banyak pertimbangan mengapa individu tersebut akhirnya menjatuhkan pilihan kepada paslon tertentu. Baik itu terpengaruh karena program kerjanya atupun memilih karena sesuatu yang belum pasti, seperti beredarnya berita bohong/palsu atau yang kerapkali disebut dengan hoax. “Kita kan selalu ke pondok-pondok ya, seperti ke jawa tengah, deklarasi tiap kabupaten, saya selalu hadir, ada yang di ponpes, tapi banyak juga yang di gedung, karena jumlahnya terlalu besar. Tapi ya mayoritas muslimat, yang paling gampang digerakkan . Karena kalau bapak-bapak atau orang laki-laki kalau diajak berkumpul agak susah karena terhalang oleh waktu bekerja. kalau ibu-ibu kan kebersamaannya kuat. Jadi mereka bisa diajak bisa dipengaruhi dan motivasi.” Sumber wawancara KH. Roziqi Namun tim relawan Jokowi dan KH. Maruf Amin dapat mensiasati strategi mereka dengan adanya para Kiai ini mereka dapat memafaatkan keberadaan para massa yang sudah pasti seperti kelompok ibu-ibu muslimat. “Banyak segmentasi ibu-ibu muslimat. karena gubernurnya punya „muslimat‟ lah ibaratnya jadi yang memilih banyak.” Sumber wawancara KH. Roziqi Dapat dikatakan bahwa ibu-ibu Muslimat erat kaitannya dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 205 begitu sebaliknya, Posisi Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama, memiliki tempat tersendiri untuk ibu-ibu muslimat NU, terutama pada momen pemilihan presiden kali ini, menjadikan masa yang nyata untuk dukungan terhadap Jokowi, terlebih lagi ketika Gubenur Jawa Timur tersebut menyatakan dukungan terhadap Jokowi dan Kiai Maruf Amin, 01 pun mengantongi satu elemen dengan puluhan bahkan ratusan hingga ribuan pendukung Jokowi dari Muslimat NU, TKD dan JKSN tetap memperluas target mereka. ―target JKSN ya para Kiai dan santri.” sumber wawancara KH. Zahrul Azhar AsadDalam JKSN, Para Kiai dan santri yang menjadi tujuan utama mereka, mungkin ini sesuai dengan arti sesungguhnya JKSN. Tapi tidak serta merta hal ini membuat JKSN dan TKD hanya menggandeng para Kiai, tokoh agama islam, dan santri saja. “Mereka yang selama ini alumni santri yang punya jarigan dengan Kiai-kiai, dan bukan hanya itu, jadi alumni santri itu kan bisa menjadi pengusaha maupun pemerintah yang memiliki hubungan dengan para Kiai.” sumber wawancara KH. Zahrul Azhar AsadHal serupa juga disampaikan oleh KH. Roziqi mengenai pendekatan JKSN sebagai tim relawan Jokowi-Kiai Maruf kepada masyarakat, “iya kita ada pendekatan melalui kiai-kiai dan santri-santri, ini yang dimaksud bukan santri-santri yang ada di dalam pondok pesantren, melainkan „mantan‟ santri yang misalnya berprofesi sebagai pengusaha, tokoh-tokoh masyarakat, kita ajak untuk menjaring. mereka-mereka yang membentuk komunitas, yang jadi pengusaha tolong anak buahnya dikoordinir untuk mendukung 01.” Sumber wawancara KH. Roziqi Ditekankan bahwa kerja sama antara JKSN dan TKD tidak hanya Kiai dan santri. Namun, Kiai dan para santri ini memiliki relasi yang luas, baik itu hubungan relasi antara Kiai dengan murid maupun jamaahnya, bahkan para santri dengan sesama para santri, ataupun para ‗mantan santri yang telah menjadi pengusaha dan masuk jajaran pemerintah. Hal tersebut yang bisa dikatakan mampu meraup massa yang nyata untuk mendukung dan mendulang suara Joko Widodo dan KH. Maruf Amin di Jawa Timur. dapat dilakukan penyebaran dari mulut ke mulut, ajakan, dan pemberian instruksi bagi para pengusaha kepada karyawannya. “Ada, seperti yang saya katakan, yang membuat kita menang selain dari kerja kita, seluruh relawan dari berbagai elemen, itu adalah sikap mereka yang menembak langsung Kiai NU dengan tidak menggunakan etika, membuat orang yang selama ini tidak mau datang ke TPS akhirnya merasa harus datang ke tps.” sumber wawancara KH. Zahrul Azhar AsadKemenangan Joko Widodo adan Kiai Maruf merupakan kemenangan yang Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 206 dirasakan oleh seluruh tim relawan di Jawa Timur, baik TKD, JKSN dan tim lainnya. Seperti kutipan dari penyataan KH. Zahrul Azhar Asad bahwa kemenangan juga disokong dari masyarakat yang kurang menghargai kepada Kiai NU. Sehingga masyarakat lain yang melihat hal tersebut menjadi membangkitkan rasa ingin mereka untuk memilih apa yang selama ini di dukung oleh Kiai NU tersebut yang kurang mendapat perlakuan baik dari pihak lain. Kemenangan itu juga tidak hanya di dapat dari masyarakat muslim, melainkan juga dari masyarakat non-muslim. “Kalau yang non-muslim kita nggak banyak gerak, karena kita jaringan Kiai dan santri, tapi untuk yang non-muslim ada kerjasama, di Surabaya ini ada yang namanya BARKOJ, barisan komunitas Jokowi, isinya orang-orang cina, pengusaha-pengusaha muda, itu mengajak kita kerjasama, ngasih bantuan buah kaos.” Sumber wawancara KH. Roziqi Walaupun pihak JKSN tidak banyak bergerak dengan masyarakat non-muslim, tokoh agama non-muslim, ataupun komunitas yang terdiri dari orang-orang non-muslim, tapi mereka tidak menutup diri. Membuka pintu bagi siapa saja yang ingin membatu kemenangan Jokowi dan Kiai Maruf. Seperti BARKOJ komunitas pendukung Jokowi yang mayoritas pengusaha keturunan Cina yang memberikan bantuan alat peraga kampanye berupa kaos. Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk toleransi dan persatuan. Dan segmentasi pemilih TKD dan JKSN merata di seluruh kalangan masyarakat di Jawa Timur. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran Kiai di bersama Tim Kampanye Daerah wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan KH. Maruf Amin pada konteks strategi komunikasi politik yaitu sebagai, Opinion Leader, Mediator Politik dan Vote Getter. Dalam hal ini adalah kampanye terutama dalam menyukseskan kemenangan Joko Widodo dan Kiai Maruf, peran Kiai terlihat dalam kegiatan seperti dalam pengajian-pengajian, yang juga dilakukan oleh jaringan Fatayat Muslimat NU oleh JKSN, terdapat juga pertemuan antar Kiai dan tokoh agama. Dan yang menjadi poin penting peran Kiai ini ketika bertatap muka dengan masyarakat, Kiai menyampaikan sosialisasi dan meluruskan mengenai isu negatif yang ditujukan kepada Joko Widodo. Seperti yang diketahui, penyerangan dengan Menggunakan isu SARA , dan politik identitas begitu digoreng untuk memojokkan paslon tertentu yaitu paslon 01, utamanya capres incumbent, yaitu Joko Widodo, dan serangkain pemberitaan negatif tersebut merupakan Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 207 PR bersama bagi TKD Jawa Timur, para Kiai dan Tokoh agama, beserta tim relawan JKSN untuk menangkis isu-isu yang merugikan paslon 01. Dengan menggandeng Kiai dan salah satu tim relawan JKSN yang berbasis Kiai dan santri ini, menggandeng para Kiai di Jawa Timur, Tim Kampanye Daerah wilayah Jawa Timur sebagai tim yang mengkoordinir dan mengkonsolidasi yang kemudian menyerahkan kegiatan kampanye tersebut kepada masing-masing Kiai, begitu juga dengan JKSN memiliki model Silent Majority yang pendekatannya menggunakan Kiai Kampung yang dirasa efektif. Hal ini dilihat karena posisi Kiai yang strategi tidak menutup kemungkinan para Kiai dilirik dan menjalin kerjasama dengan pemerintah maupun tokoh-tokoh politik. Para Kiai dapat menjadi jembatan bagi pemerintah untuk mendapat simpati masyarakat dan menjadi jembatan ketika masyarakat ingin menyampaikan aspirasi atau pendapat terhadap pemerintah dah tokoh politik lainnya. Saran Peran Kiai sebagai aksi kampanye perang darat sangat diperlukkan dan perlu dilaksanakan secara masif terutama di daerah-daerah yang dimana suara Joko Widodo dan Kiai Maruf tertinggal jauh. Lalu kepada pihak yang terkait pada pembahasan yaitu Tim Kampanye Daerah wilayah Jawa Timur Joko Widodo dan Kiai Maruf yaitu mengenai ketanggapan dalam menangkis isu hoax yang ditujukan pada paslon 01, karena seperti yang disampaikan Sekjen TKD Jawa Timur, bahwasanya pihak TKD kerapkali terlambat dengan bertebarannya konten-konten negative terutama hoax tersebut hingga pada akhirnya hoax itu diterima lebih awal oleh masyarakat, hal seperti ini dapat diatasi dengan dimana Tim TKD tidak hanya mengguakan Kiai sebagai komunikator tetapi juga menggunakan serangan udara dengan klarifikasi di Media Sosial, terutama Twitter dan Instagram, supaya kalangan millenial yang juga masuk pada segmentasi mereka, dan tahu bahwa ada berita hoax yang ditujukan pada Jokowi dan Kiai Ma millenial pun dapat membagikan dengan mudah isi konten tersebut kesesama teman, dan bisa menularkan ke banyak orang. Hal ini dapat pula menjadikan media sosial TKD Jawa Timur lebih hidup, dengan mencantumkan ―fact and hoaxdengan konsep infografik dengan desain grafis yang menarik, sehingga dapat ditangkap juga oleh generasi millennial. Journal of Governance Innovation Volume 2, Number 2, September 2020 P-ISSN 2656-6273, E-ISSN 657-1714 208 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Zein. 2008. Strategi Komunikasi Politik dan Simbiosa Balai Pengkajian dan PengembanganInformasi. Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik Konsep, Teori danStrategi. Jakrata Rajawali Pres. Cangara, Hafied. 2014. Komunikasi Politik. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu- ilmu Sosial. Jakarta Salemba Humanika. Kiswanto, Heri. 2008. Gagalny Peranan Politik Kiai Dalam MengatasiKrisis Multi Dimensional. Yogyakarta Nawasae Press. Less, Jennifer, Marshment. 2009. Political Marketing Principles and Applications. Routledge. Canada Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Patoni, Achmad. 2007. Peran Kiai Pesantren Dalam Partai Politik. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Purwodarmino. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Balai PustakaSugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Suwardi, Harsono, Sendjaja, Sasa Djuarsa dan Budi Setio. 2002. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta Galang Press. Suprayogo, Imam. 2007. Kiai dan Politik, Membaca Citra Politik Kiai. Malang UIN Malang Pres. Turmudi, Endang. 2004. Perselingkuhan Kiai dan LKis. Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung Simbiosa Rekatama Media. Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Website .2017. Siapa Nahdliyin Itu? Ini Jawaban KH Maimoen Zubair. nahdliyin-itu-ini-jawaban-kh-maimoen-zubair diakses pada 29 Juli 2019 https//kpuJawa Raditya, Iswara N. 2019. Sejarah Hidup Kiai Asep Saifuddin Chalim & Kasus Romahurmuziy. hidup-kiai-asep-saifuddin-chalim-kasus-romahurmuziy- dkfs Diakses pada 29 Juli 2019 Rizky Amalia AzizPeran kiai dalam pemenangan kandidat pemilu menjadi efektif karena ia berperan di dua level, yaitu sebagai konsolidator kekuatan politik di level elit dan sebagai mobilisator suara pemilih di level grassroot. Tulisan ini membahas peran Kiai Yusuf Chudlori sebagai konsolidator jaringan kiai dan mobilisator suara pemilih dalam pemenangan kandidat Jokowi-Ma’ruf pada pilpres 2019 di Kecamatan Tegalrejo. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk mengkaji permasalahan ini. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan dokumentasi. Kajian ini menunjukkan bahwa Gus Yusuf berhasil mengonsolidasikan jaringan kiai secara gradual sehingga terbentuk kekuatan politik yang stabil. Jaringan kiai ini berfungsi untuk menjangkau massa jamaah secara luas. Di sisi lain, sebagai kiai yang paling berpengaruh secara elektoral di Tegalrejo, Gus Yusuf berperan efektif sebagai mobilisator suara pemilih karena banyaknya pengajian sebagai sarana mobilisasi, kuatnya pengaruh Gus Yusuf dalam kehidupan masyarakat, serta penggunaan metode-metode mobilisasi yang menarik. Tulisan ini menyimpulkan bahwa pemenangan kandidat Jokowi-Ma’ruf di Tegalrejo menjadi efektif karena Gus Yusuf berperan kolaboratif sebagai konsolidator yang bergerak di level elit dan mobilisator yang bergerak di level akar WadiLaesa DiniatyFahrurrazi FahrurraziDa'wah and technological advances are inseparable, but this is a foothold in the concept of contemporary da'wah that is easily accepted by today's society. The presence of new media is utilized by everyone who has political interests, from politicians, party people even to clerics to convey a politically weighted message. One of them is ustad Abdul Somad's discourse that uses new media to preach and package symbolically politically charged messages. In analyzing ustad Abdul Somad's political discourse on social media, especially YouTube, the author used the knife of norman fairclough's critical discourse analysis theory to dismantle the practice of lecture discourse. The results of this study show that the discourse of Ustadz Abdul Somad lectures has a political content that is discussed in a symbolic way. The clarity of the symbol is part of the message of political communication, because political communication is not only in verbal language but can be packaged with nonverbal language. Ustadz Abdul Somad on the political stage has the legitimacy to give a message that persuades the public of his choice, because Ustadz Abdul Somad is not just a da'i but not apart from social status that easily approaches and mobilizes the community. Therefore, the representation of symbols will form an identity, then the symbolic message delivered will be believed to be a political message because it is spoken in an election year. The discourse of Ustadz Abdul Somad's lectures could not be separated from the political content to influence the community packed with symbolic messages in his lectures. Jennifer Lees-MarshmentSubstantially revised throughout, Political Marketing second edition continues to offer students the most comprehensive introduction to this rapidly growing field. It provides an accessible but in-depth guide to what political marketing is and how it is used in practice, and encourages reflection on how it should be used in the future. Features and benefits of the second edition New chapters on political branding and delivery marketing; Expanded discussion of political public relations, crisis management, marketing in the lower levels of government and volunteer-friendly organizations; Examination of the new research on emerging practices in the field, such as interactive and responsive leadership communication, mobile marketing, co-creation market research, experimental and analytic marketing, celebrity marketing and integrated marketing communications; and Extensive pedagogical features, including 21 detailed case studies from around the world, practitioner profiles, best practice guides, class discussion points, an online resource site and both applied and traditional assessment questions Written by a leading expert in the field, this textbook is essential reading for all students of political marketing, parties and elections and comparative Komunikasi Politik dan PenerapannyaZein AbdullahAbdullah, Zein. 2008. Strategi Komunikasi Politik dan Simbiosa Balai Pengkajian dan Politik. Jakarta PT. Raja Grafindo PersadaHafied CangaraCangara, Hafied. 2014. Komunikasi Politik. Jakarta PT. Raja Grafindo Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT. Remaja RosdakaryaOnong EffendyUchjanaEffendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT. Remaja Peranan Politik Kiai Dalam MengatasiKrisis Multi DimensionalHeri KiswantoKiswanto, Heri. 2008. Gagalny Peranan Politik Kiai Dalam MengatasiKrisis Multi Dimensional. Yogyakarta Nawasae Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja RosdakaryaMoleongMoleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Balai PustakaSugiyonoPurwodarminoPurwodarmino. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Balai PustakaSugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Demokrasi dan Manajemen KomunikasiSuwardiHarsonoSasa SendjajaDjuarsa Dan BudiSetioSuwardi, Harsono, Sendjaja, Sasa Djuarsa dan Budi Setio. 2002. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta Galang TurmudiTurmudi, Endang. 2004. Perselingkuhan Kiai dan Kasus Desain dan Metode. Rajagrafindo PersadaRobert K YinYin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Mulaidari zaman Kerajaan, Jawa Timur memiliki kerajaan paling berpengaruh dan terbesar di Nusantara. Hingga saat ini pun juga masih banyak Tokoh-tokoh penting terlahir dari bumi Jawa Timur. Pada pembahasan kali ini kami akan merangkum daftar Tokoh Agama terkenal di Jawa Timur dan paling Berpengaruh di Indonesia yang belum wafat : 1.
Kyai sakti yang masih hidup. Di wilayah Walangsanga, Moga, Pemalang, Jawa Tengah, dilanjutkan dengan menteri kerakyatan. Ia bernama Kiai Nur Durya Bin Sayid atau bisa juga disebut Kiai Nur hanya di kotanya, orang yang akrab disapa Mbah Nur ini dikenal oleh para penjelajah yang datang dari berbagai penjuru Nusantara. Menjelang Sya’ban, banyak warga Nahdlatul Ulama NU yang antre memasuki kawasan dari yang membuat Mbah Nur sangat populer di kalangan warga NU adalah kehormatan yang ia dapatkan sejak remaja. Bahkan sebagian muridnya melihat sendiri bagaimana Mbah Nur memberikan “keajaiban” yang mengejutkan orang lain, namun dalam sekejap menemukan cara untuk menyelamatkan keberadaan sakti yang masih hidupMbah Nur adalah pribadi yang lugas. Dilahirkan dengan nama Nur Durya Bin Zahid di Pemalang, Jawa Tengah, pada tahun 1873, ia memutuskan untuk tinggal di tempat yang tenang jauh dari gerombolan, tepatnya di tepi aliran air di kawasan mengajar di Desa Walangsanga, Mbah Nur dinamis dalam menyambut para penghuninya untuk diakui dalam hal menarik pada pada sikap kayang bagian tubuh yang menjadi pusat tumpuan adalah, hewan yang sudah punah tapi masih hidup, dan pengelompokan makhluk hidup ke dalam lima kingdom yang tepat adalah yang bisa kita dalami lebih memang ada hal penting pada lampu yang hanya terdapat pada bagian belakang kendaraan antara lain, makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut, urutan daur hidup nyamuk yang benar adalah, dan apakah yang dimaksud dengan pandangan hidup yang bisa kita hanya itu, Mbah Nur juga dikenal memiliki kekuatan untuk menjaga mandinya. Dia tidak akan beristirahat sebagian besar malam untuk pergi ke Allah SWT dan memohon kepada Tuhan agar orang-orang di sekitarnya mendapatkan kemurahan dan pengampunan dari yang mengajar, Mbah Nur sehari-hari bekerja dengan mengelompokkan banteng yang bertempat tinggal bersama warga Desa Walangsanga. Meski begitu, ketika kesempatan yang ideal untuk memohon kepada Tuhan datang, dia bahkan tidak meninggalkan doa berjamaah sampai Mbah Nur disebut pelit dan tidak suka dunia. konon ketika hendak mengambil air mandi, ia mendapat uang tunai yang cukup banyak yang letaknya dekat dengan tempat pemandian. Namun, dia tidak mengambil uang itu karena itu bukan lama tinggal di Desa Walangsanga, ia pergi ke pengasingan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di lereng Gunung Sembung. Ia perlu lebih serius lagi mengagungkan Allah antara mahasiswa atau orang yang mengenal sosoknya, Mbah Nur memiliki beberapa gelar. Berangkat dari pada tahun 2011 silam, saat Mbah Nur ditendang, penggantinya, KH. Abdul Muid melakukan perjalanan ke makam Mbah hendak pulang, angkutan yang dibawanya macet dan tidak bisa jalan sampai jam 3 malam. Itulah sebabnya ia dan pengawalnya memilih bermalam di makam Mbah saat itu, tanpa melakukan tindakan apa pun, kendaraan dapat dimulai tanpa bantuan orang lain. Saat muncul di kota Pemalang, ternyata KH. Abdul Muid mengatakan, jalan yang dilaluinya belum lama ini diterjang banjir kobaran api dan membuat salah satu perpanjangannya kejadian itu, dia menyimpulkan bahwa Mbah Nur tidak membutuhkan santri kesayangannya itu untuk pulang karena bisa saja tertimpa musibah saat ada tambahan kisah rumah Mbah Nur yang berada di tepi aliran air. Meski langsung menyatu dengan aliran air, saat kobaran api datang, air saluran itu tak sedikitpun meruntuhkan rumah Mbah air tampak menjorok menjauhi rumah yang hanya terbuat dari bambu. Dari rangkaian kesempatan ini, sebenarnya tidak diharapkan orang-orang menganggapnya sebagai kiai paling berpengaruh di Jawa gudang studi misterius Jawa, berbagai jenis informasi yang lebih baik diketahui daripada mengatasi jarak dan waktu. Salah satunya adalah Ajian Saipi Angin. Ada tiga macam mantra ini, dua lainnya disebut Kidang Kuning dan Asma tilawah tersebut memiliki kemampuan yang sama, untuk melegakan tubuh atau menempuh jarak yang cukup jauh dalam waktu yang singkat tanpa merasa hal dipertimbangkan, seperti yang ditunjukkan oleh kisah Ajian Saipi Angin harus dimiliki oleh para biksu atau juara kelas atas. Selain sangat jarang untuk Ajian ini, prasyaratnya sangat Saipi Angin memanfaatkan laki-laki salah satunya puasa, hanya makan daun mentah tanpa garam. Hidrasi, tetapi juga bisa digelembungkan. Puasa dimulai pada hari Selasa Kidang Kuning tidak kalah luar biasa. Orang-orang yang menguasainya dapat berlari begitu cepat sehingga kaki mereka seolah tidak menginjak satu syarat untuk menguasai mantra ini adalah puasa dengan puasa Ngidang’, puasa yang hanya memakan daun mentah yang ada di bawahnya, meminum air mentah juga, bisa diteguk sama panjangnya tanpa menggunakan hal lain, jika Anda telah menguasai Ajian ini, dengan asumsi Anda berjalan-jalan dengan orang lain, Anda harus berada di depan Maksum Djauhari atau disebut juga Gus Maksum adalah Kyai paling impresif di Jawa dengan kesaktian tinggi. Itulah mengapa Gus Maksum sangat dikenal sebagai seorang petarung karena kepiawaiannya dalam membahas kitab kuning serta ahli dalam teknik beladiri atau silat. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa referensi dari buku Antologi Sejarah, Syarat, Amaliah, Uswah NU, karya Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan, Gus Maksum memang lebih memilih menjelajah ke berbagai daerah di Pulau Jawa untuk berkonsentrasi pada teknik adu sebabnya di masa dewasanya ia memiliki semua ciri sebagai juara yang luar biasa di kalangan NU. Penampilannya dengan rambut panjang, rambut wajah panjang dan kumis, sarung tangan setinggi lutut, memakai penghalang, berpakaian sederhana dan tidak makan nasi menyebarkan berita tentang sihirnya untuk menjadi katanya kuat sampai-sampai rambutnya tidak bisa dipangkas, mulutnya bisa meludah, bisa melempar sapi seperti lempar sepatu, tidak bisa ilmu hitam, tidak bisa menggunakan senjata tajam, gesit menaklukkan jin, saat ini Gus Maksum sudah meninggal, dia menendang ember di Kanigoro pada 12 Januari 2003. Jenazahnya disemayamkan di kuburan keluarga, di sebelah barat masjid tua Ponpes Lirboyo. Beberapa waktu lalu, Gus Maksum dikenal sebagai Kyai paling berpengaruh di paling luar biasa di Jawa berikutnya adalah Kyai Abbas Buntet dari Cirebon. Kiai yang satu ini membangkitkan jiwa keberanian dengan berjuang melawan penjajah Belanda. Kiyai Abbas adalah anak seorang pendeta NU, sehingga kemampuan dan kesaktiannya yang luar biasa diturunkan dari Abbas adalah anak tertua dari Kiai Abdul Jamil yang dilahirkan ke dunia pada hari Jumat 24 Zulhijah 1300 H atau 25 Oktober 1800 M di kota Pekalangan, Cirebon. Kakeknya juga merupakan pengelola Pondok Pesantren Buntet di kecilnya, Kiyai Abbas mempertajam ilmunya di berbagai daerah di Jawa, khususnya Jawa Tengah, Tegal, Jogja, dan berbagai sekolah pengalaman hidup Islami lainnya. Ia pun berkonsentrasi di Mekkah dan kembali bersama Kiai Bakir Yogyakarta, Kiai Abdillah Surabaya dan Kiai Wahab Chasbullah santri dewasa, dalam waktu senggangnya Kiai Abbas diturunkan untuk menunjukkan umat orang Indonesia yang ditinggalkan di Mekah.Kanuragan dan Seni Bela Diri selamanya menjadi disiplin utama pesantren Buntet, dididik oleh Kyai paling mengesankan di Jawa, Kyai Abbas. Dengan menampilkan kajian kanuragan, pesantren Buntet dimanfaatkan sebagai pusat komando pembangunan Republik untuk memerangi saat itu, Pondok Pesantren Buntet menjadi alasan perjuangan umat Islam melawan para penyusup yang merupakan individu-individu dari posisi paling luar biasa di Jawa berikutnya adalah Kyai Amin. Beliau adalah seorang Kyai NU yang memiliki karomah luar biasa lugas dari Allah SWT. Dia tidak hanya mampu dalam informasi yang ketat, tetapi juga sangat berbakat dalam teknik kanuragan dan memperoleh dari ayahnya sendiri, Kyai Irsyad, yang meninggal di Mekah sekitar waktu itu. Kiyai Amin lahir ke dunia pada hari Jumat, 24 Dzulhijjah 1300 H, bertepatan dengan tahun 1879 M, di Mijahan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. Konon Kiai Amin adalah jebakan ahlul, dari riwayat keluarga Syech Syarif dikenal sebagai peneliti, Kiai Amin juga disebut sebagai Kyai paling terkemuka di Tanah Jawa, pejuang yang mendominasi teknik adu dan cerita di kalangan warga Ciwaringin, dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Kiai Amin dan beberapa pendeta di Cirebon ikut mengirimkan pasukan ke Surabaya. Bahkan Kiai Amin sendiri ikut dalam perjalanan tersebut dan selanjutnya mencari pembiayaan untuk biaya warga Nahdliyin, Kyai Amin dikenal sangat luar biasa. Diungkapkan bahwa dalam konflik di Surabaya, dia tidak menggunakan senjata atau proyektil saat berperang. Sejujurnya, juga terungkap bahwa dia tidak menendang ember meskipun dia dilempari bom fenomenal, itulah karomah yang Allah berikan kepada Kyai NU ini, Kyai paling hebat paling luar biasa di Jawa berikutnya adalah Kyai Hamid yang berasal dari Pasuruan. Ia juga memiliki karomah istimewa yang diberikan oleh Allah secara ketika pada masa pemerintahan Orde Baru, Kiai Hamid dipersilakan untuk bergabung dengan partai otoritas publik. Ia pun mengundang salam dengan ramah dan mengajak para tamunya dari kalangan ketika surat pengesahan untuk masuk ke partai otoritas publik itu diserahkan dengan penanya, Kiai Hamid justru mengakui dan individu di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari segala sesuatu yang berbau dunia lain dan misterius. Dari masa yang termasyhur hingga masa yang lebih maju, individu masih alami, meskipun tidak sebanyak hari ini seperti sebelumnya. Salah satunya adalah mantera sebagian besar pelajaran tersebut saat ini sudah jarang ditemukan, misalnya kajian aji Gineng yang dikenal sangat menantang mengingat keseriusan heran jika di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini, pelajaran-pelajaran yang terkenal pada zamannya jarang terdengar oleh kalangan usia yang lebih muda. Apa pun? Lihatlah audit yang Saipi Geni atau yang biasa disebut dengan Kulhu Geni, merupakan salah satu ilmu kanuragan tingkat agung karena kemampuannya memakan makhluk-makhluk sakti, misalnya jin dan semacamnya. Sebenarnya, Kulhu Geni dipamerkan oleh mistik Ki Prana Lewu melalui media sebagai sehelai kain yang kemudian dikonsumsi setelah disuguhkan dari namanya, Serat Bayu Bajra merupakan ilmu kanuragan yang berhubungan dengan angin. Memang, orang-orang yang memiliki keahlian luar biasa ini akan dapat terbang di tidak terlihat dengan mata telanjang, sihir ini seharusnya terlihat dalam transfer seorang mistik bernama Pak Dhen dalam videonya yang berjudul “Pak Dhen melawan Jin Bayu Bajra”.Di dunia maya, kata Waringin Sungsang diketahui merupakan peninggalan Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu orang Wali Songo. Motivasi di balik pembuatan informasi ini sendiri digunakan untuk memerangi kejahatan yang melalui perantara ilmu satu keterampilannya yang mengejutkan bagi orang-orang yang melakukan kesombongan adalah bahwa kekuatannya yang luar biasa dapat diserap sepenuhnya oleh pemilik informasi pasti, ada individu tertentu yang mungkin mendominasi sebagian dari jenis mantra yang direkam sebelumnya. Meskipun demikian, biasanya ditutup-tutupi dan tidak ditampilkan secara langsung. Khususnya di tempat terbuka atau untuk pemanfaatan individu semua kejujuran, semuanya kembali ke satu sama lain. Karena yang jelas hal-hal surgawi seperti sihir adalah barang asli yang tidak dibatasi oleh aspek dan dalam menguji arus sosial kyai yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sebenarnya yang telah digali dalam iklim pesantrennya, perlawanannya terhadap arus kyai tidak bergantung pada kesimpulan sederhana, juga bukan untuk menghina perasaan atau pembalasan, bagaimanapun adalah Kehendak, Hidayah dan Taufiq dari Allah ta’ Afrokhi hanya menyampaikan apa yang ma’ruf dan mencegah apa yang curang, mengatakan bahwa apa yang benar adalah benar dan apa yang terjadi adalah upayanya dianggap sebagai plot yang bertentangan dengan pelajaran Nahdhatul Ulama NU, sehingga dia seharusnya dikeluarkan dari partisipasi NU tanpa menjelaskan masalah ini Afrokhi tidak mengetahui tentang izinnya masuk NU. Dia mengetahuinya dari tetangga dan anggota hal Kyai, Gus dan Habib tidak hanya mengedepankan citra diri, maka pada saat itu mereka perlu menasihati dan memperhatikan masalah pendidikan yang ketat ini, kemudian membahas mengapa dia melakukan ini,dia tentunya memiliki pilihan untuk memaknai masalah ketat ini dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih yang harus benar-benar dididikkan kepada para siswa dan individu secara informasi tentang kyai sakti yang masih hidup akan membuat kita menjadi lebih baik.
Dyabd.
  • 5myaf5wp44.pages.dev/522
  • 5myaf5wp44.pages.dev/158
  • 5myaf5wp44.pages.dev/436
  • 5myaf5wp44.pages.dev/175
  • 5myaf5wp44.pages.dev/524
  • 5myaf5wp44.pages.dev/463
  • 5myaf5wp44.pages.dev/310
  • 5myaf5wp44.pages.dev/248
  • kyai sakti jawa timur saat ini